Senyum itu hanya berjarak 50 meter pagi ini...



Pagi itu membawaku ke sebuah cerita yang pendek...
Seperti derap kaki seorang pesakitan di meja sidang...
Di adili, dan di vonis cerita harus berakhir disini...
Tak ada luka, tak ada penyesalan...
Bukan kebetulan, tapi sudah di gariskan...
Bahwa mentari hanya bersinar 12 jam dalam sehari...
Dan kau bukan mentari yang berubah menjadi bulan saat ufuk barat menelanmu...
Dan aku bukan Pencipta yang bisa merubahmu jadi bintang saat senja memudarkan kilau emasmu...
Tenggelamlah...dan mulailah harimu esok hari...
Bersinarlah...walau kau tak melihatku berdiri diantara embun yang kau keringkan esok hari...
Dalam keadaan normal, aku ingin menjadi pelukis paling mahal...
Yang hanya melukismu saat kau terbit tanpa terfikir untuk menggoreskan cat saat kau terbenam...
Cerita kita hanya setetes embun di padang rumput yang luas, kecil tapi sejuk...
Setelah itu hilang, kering seiring  sinar mu menerpanya di pagi yang cerah...
Pergilah...raih mimpimu...

Jangan pernah jaga hatimu...
Karena aku takkan pernah kembali...
Seperti embun yang kau keringkan...
Seperti senyum saat melihatmu...
Seperti kita yang hanya berjarak 50 meter pagi ini...
Untukmu...


ilustrasi image oleh matahari senja

Micky R Saputra

Hanya karena sebuah Yamaha RX-king 1986, ku di panggil Baron... Bang Baron... Tenang, saya bukan perampok kelas kakap ataupun Jambret yang nggak naik kelas. Bukan juga kepala genk Mafia penjual obat-obat penurun panas terlarang. Saya cuma peserta Audisi Indonesia Idol yang nggak pernah lulus yang iseng ngabisin kuota Internet untuk nulis Blog... iya bener blog... bukan bon kreditan panci...

No comments:

Post a Comment