Dan engkau tetap ratu di Desember yang indah...


Aku bangun di Januari...
Mencoba bernafas dan mengepakkan sayap meraih pagi di Februari yang indah. Aku tau kau menungguku. terhempas dan terhunus malam di akhir Maret.
Menjadi serpihan salju di tengah samudera...
Terpaan debu di tepi oase yang kering....
Terik sinar mentari di awal April tak bisa membawamu kembali...
Aku rela melepasmu, seperti ku melepas mimpi yang ku tulis di serpihan agenda Musim semi dalam damainya Mei.
"Maaf aku harus pergi" ... kau belum sempat menulis ini di note depan kamarku.
Hingga ku melewatkan juni note itu masih kosong.
Ntah, apa yang terjadi denganmu...
juli ini aku masih meniup lilinku sendirian...
Aku masih gagal membunuh sepi...sepi yang kau wariskan padaku.
Seakan dia berbicara "...maaf kawan kita masih bersama sepanjang Agustus ini"
Seperti perang kawan, semua tidak pernah berakhir bahagia...
Aku ingin tertidur lagi dan jangan pernah bangunkanku meskipun September telah berakhir.
Aku ingin terus tertidur, walau indahnya oktober terus menyilaukan mata....
Seperti kilauan hujan di redupnya november...

jangan pernah membangunkanku...

Karena apapun itu, kau tetap embun yang malam lahirkan setelah fajar membunuhnya...

dan engkau tetap ratu di Desember yang indah...

Ilustrasi gambar telukbidaraku

Micky R Saputra

Hanya karena sebuah Yamaha RX-king 1986, ku di panggil Baron... Bang Baron... Tenang, saya bukan perampok kelas kakap ataupun Jambret yang nggak naik kelas. Bukan juga kepala genk Mafia penjual obat-obat penurun panas terlarang. Saya cuma peserta Audisi Indonesia Idol yang nggak pernah lulus yang iseng ngabisin kuota Internet untuk nulis Blog... iya bener blog... bukan bon kreditan panci...

1 comment: